Menu Nav

Selasa, 15 September 2015

Sinopsis lagu || M A A F || by D'JAMET



SINOPSIS LAGU

Artis                : D’jamet
Judul              : M A A F
Cipta               : Sumarna, SE.
Scriptwriter   : Abu Solaiman

Mengisahkan seorang lelaki setengah baya  pemulung botol mineral bekas,  yang sederhana dalam pemikiran dan sifat, religius dan selalu sabar serta mencintai keluarga serta pekerjaannya walau pun pekerjaannya itu bagi sebagian orang dianggap sebelah mata. Dia mempunyai seorang isteri sayang sabar dan seorang anak perempuan berumur empat tahun, buah hati pernikahan mereka bedua. Isterinya seorang penyabar pula walau hidup serba kekurangan tetapi tidak pernah menuntut sesuatu hal yang lebih dari kemampuan suaminya. Mereka tinggal disebuah kamar kontrakan kecil di tengah megahnya kota Jakarta, sangat sederhana bahkan mungkin terkesan kumuh. Tetapi suami isteri itu selalu bersyukur, giat bekerja dan beribadah.

Lelaki itu berniat membelikan anak perempuan satu – satunya sebuah boneka “masha” yang memang sedang nge-trend saat itu dan sangat diinginkan anaknya. Dan sepasang mukena berikut sajadah baru untuk isterinya yang memang ketika shalat  berdua dia perhatikan mukenanya sudah usang, bahkan sajadahnya pun telah robek. Secara diam-diam dia menyisihkan sedikit  uang recehan hasil penjualan botol bekas yang dikumpulkannya berhari-hari. Uang itu dimasukannya didalam kotak kardus bekas kain sarung dan disimpan diatas lemari usang tanpa diketahui isterinya, karena ingin memberikan kejutan. Sedikit pun uang tersebut tidak dia pakai bahkan membeli obat untuk dirinya sendiri yang mengidap penyakit paru-paru  basah yang selama ini disembunyikannya pula dari isterinya tentang penyakitnya itu karena tidak mau isterinya menjadi beban pikiran.

Pada suatu hari ketika lelaki itu sedang memungut botol bekas dipinggir jalan dia dikejutkan oleh kedatangan isterinya berlari-lari kecil memegang kotak kardus uang simpanannya. Ternyata isterinya salah paham menganggap dia tidak jujur, karena menyimpan uang disaat mereka membutuhkan. dengan sabar lelaki itu mencoba menjelaskan, tetapi karena isterinya dalam keadaan emosi mereka malah berdebat ringan. Akhirnya sambil menangis kotak uang itu oleh isterinya diserahkan kepadanya dengan sedikit kasar lalu bergegas pergi.

Lelaki itu tertegun memegang kotak kardus uang sesaat setelah isterinya pergi, dia mengingat-ingat  takut kalau ada perkataannya tadi menyinggung isterinya. Malam itu dikontrakan sederhananya dia meminta maaf dan menjelaskan semua dengan lembut kepada isterinya kecuali tentang penyakitnya yang tetap dia rahasiakan. Isterinya terdiam tidak tahu harus bagaimana, lelaki itupun memaklumi dan menyadari kekhilafannya karena kettidak jujurannya.

Keesokan harinya ketika lelaki itu tengah memungut botol plastik bekas di pinggir jalan, dia menemukan dompet dengan surat – surat lengkap dan uang yang banyak. Dia mencari alamat si pemilik dompet tersebut untuk mengembalikannya. Setelah didapat, dikembalikannya dompet tersebut, dan si pemilik memberikan hadiah sebuah amplop putih karena sangat senang dompetnya kembali dan bangga dengan kejujuran si lelaki. Lelaki itu telah bersusah payah menolak tetapi karena didesak terus akhirnya dia menerima amplop putih itu juga.

Sambil berjalan dibukanya amplop itu, terkejut dia melihat uang seratus ribuan berderet rapih enam lembar. Bibirnya tak henti-henti mengucap syukur, bergegas dia menuju kaki lima dimana menjual  apa yang dia niatkan untuk anak isterinya, bahkan masih ada sisa untuk diberikan isterinya sebagai rejeki tak terduga dari Tuhan. Setelah semuanya dia dapatkan, lelaki itu berjalan membawa bungkusan berisi boneka, sajadah, mukena dan kue-kue untuk anak isterinya, wajahnya senang sekali, terbayang olehnya nanti ketika pulang wajah anak isterinya menyambut dengan gembira dengan apa yang dia bawa. tak dipedulikannya tubuhnya yang lelah, serta batuk yang parah sesekali muncul di wajahnya yang senang itu. dia berlari-lari kecil makin cepat ingin sampai dikontrakannya hingga pada saat menyeberang  jalan dia tidak memperhatikan sebuah mobil melaju dengan kencang dan langsung menyambar tubuh lemahnya, dan mobil tersebut melarikan diri.

Sesaat lelaki itu tergolek antara sadar dan tidak, darah mengucur dari mulutnya matanya redup, bungkusan dalam genggamannya berpindah dalam pelukannya, erat…sangat erat…pandangan nya makin kabur, dingin dan sepi, wajah anak isterinya semakin jelas terlihat tersenyum, diantara sedikit kesadarannya akan orang-orang yang mulai berdatangan. Lalu semuanya gelap, lelaki itu berpulang, menemui Tuhannya yang berkehendak lain dengan dirinya, yang terlalu sayang dengan ratapan doa malam serta kesabarannya dan keikhlasannya.

Terbentanglah sajadah itu di lantai ubin beralaskan tikar usang, seorang isteri bertakbir mengangkat tangan di tengah malam dengan mukena putih bersih, tanpa imam…..setiap takbirnya diiringi airmata deras membanjiri pipi, teringat kata terakhir…. --- M A A F ---.